POLTEKAD KODIKLATAD
JURUSAN TEKNIK KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH :
Nama : Dheo Putra Pratama (20190437-E)
TEKNIK
KOMUNIKASI D4 ANGKATAN IV
BATU, AGUSTUS 2020
PERCOBAAN 6
INTERNET PROTOKOL
(SUBNETTING DAN NETMASK KELAS C)
1. Tujuan
: Agar bintara
mahasiswa mampu menghitung subnet jaringan komputer menggunakan metode
CIDR dan VLSM (Variable Length Subnet Mask) pada kelas C.
2. Alat dan Bahan :
a.
Laptop/PC;
b.
Modul Praktikum; dan
c.
Software.
3. Dasar Teori :
A.
IP (Internet Protocol Address)
IP (Internet Protocol Address) adalah deretan
angka biner antara 32 bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat
identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet, singkatnya IP
adalah salah satu protokol atau metoda atau mekanisme dalam memberikan alamat
terhadap sebuah end device. IP dikembangkan oleh Internet Engineering Task
Force (IETF). Lalu apakah yang dimaksud dengan end device.
End Device
adalah semua perangkat yang memulai (initiate/asal muasal) sebuah komunikasi
data dan juga perangkat tempat komunikasi tersebut nantinya akan berakhir
(terminate). cara kerja end device itu sendiri sama halnya seperti kinerja pada
sebuah "hubungan" antara komputer dengan sebuah printer, dimana
komputer tersebut berperan sebagai infroman ( pembangun informasi ) dan printer
sebagai penerima dari informasi tersebut.
Jenis
/ versi IP yang kita ketahui umumnya ada 2 yaitu IPv4 dan IPv6. Lalu apakah ada
IPv1, IPv2, IPv3, dan IPv5 ? Sebetulnya
ada namun IP dengan versi tersebut berada dalam pemakaian dan pengawasan khusus
untuk para ilmuwan IETF. Nah oleh karena itu IPv4-lah yang akhirnya disepakati
untuk dipakai mulai dokumen resminya dipublikasikan Januari 1980 lalu
diperbarui pada September 1981 dan akhirnya sampai sekarang menjadi metode
pengalamatan yang paling banyak digunakan. Namun dikarenakan IPv4 mulai banyak
digunakan hingga akhirnya alamat yang tersisa pun semakin menipis, Disitulah
dikembangkan IPv6 dengan panjang 128 bit, IPv4 panjangnya hanya 32 bit yang
menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis
TCP/IP.
B.
Subnetting
Subnetting adalah proses memecah suatu
IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet."
Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya
jaringan beralih dari host yang mengandung satu router -router dalam jaringan
multi). Mengapa harus melakukan subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita
perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengefisienkan alokasi
IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP
Address.
b. Mengatasi masalah perbedaan
hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP
hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda
jika setiap network memiliki address network yang unik.
c. Meningkatkan security dan
mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu
network.
Penghitungan subnetting bisa
dilakukan dengan dua cara yaitu binary yang relatif lambat dan cara khusus yang
lebih cepat. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun
adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Penjelasanya adalah bahwa IP address
192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?maksud /24
diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1.
Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain
Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Subnet mask adalah istilah teknologi
informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu
host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan
penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask
sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier
dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang
didefinisikan, adalah sebagai berikut:
a. Semua bit yang ditujukan
digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
b. Semua bit yang ditujukan agar
digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap
host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet
mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah
itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier
berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika
membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap
node TCP/IP.
1. Penghitungan Subnet
Dengan Menggunakan Metode CIDR.
Alamat IP terdiri dari 32 bit
dan dituliskan menjadi 4 nilai numerik
yang masing-masing bernilai 8 bit,
contoh misalkan nomor IP 192.168.19.1
yang sebenarnya adalah 11000000 10101000
00010011 00000001 dimana :
a. 11000000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 192;
b. 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 168;
c. 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19; dan
d. 00000001 merupakan bilangan binary 8 bit dari 1.
Hal-hal yang berhubungan dengan penghitungan
subnetting adalah : Jumlah Subnet, Jumlah Host Per Subnet, Blok Subnet dan Alamat
Host Broadcast.
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) merupakan metode penghitungan
alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B,
kelas C, kelas D dan kelas E. Subnet mask dikelompokkan menurut kelasnya seperti berikut :
a. Kelas C : /25 sampai /30 (dengan
penghitungan pada octet ke 4);
b. Kelas B : /17 sampai /30 (dengan
peghitungan pada octet ke 3 dan 4); dan
c. Kelas A : /8 sampai /30 (dengan
peghitungan pada octet ke 2, 3, dan 4).
Tabelnya
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.1. Subnetmask
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.224.0
|
/19
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
2. Menghitung
Subnet Kelas C.
Contoh
:
diketahui
suatu IP 192.168.1.0/26
hitunglah
jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya
Jawaban :
IP
di atas adalah Kelas C
Penghitungan
yang digunakan pada octet ke 4
Subnetmasknya
/26 = 255.255.255.192
Bilangan
binernya = 11111111.11111111.11111111.11000000
a. Jumlah
Subnet = 2x (x = banyaknya bineri 1 pada octet 4
yang bergaris bawah untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4 subnet
b. Jumlah
Host per Subnet
= 2y – 2 (y = banyaknya bineri 0 pada octet 4
untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host
c. Blok
Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi
Blok Subnetnya adalah 256 – 192 = 64.
Jadi Blok Subnetnya = 0, 64, 128, 192
d. Tabel sebagai berikut :
Subnet : sesuai pada blok subnet
Host Pertama : 1 angka setelah subnet
Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya
Host terakhir : 1 angka sebelum broadcast
Tabel Pembagian Subnet Kelas C
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host
Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host
Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
3. Penghitungan Subnet Dengan Menggunakan
Metode VLSM.
VLSM
merupakan metode yang memberikan Network Address lebih dari 1 subnetmask,
berbeda dengan CIDR yang hanya memiliki 1 subnetmask saja. VLSM memiliki
manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang.
Contoh :
Diketahui
IP 192.168.0.0 /27
Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3
jaringan. LAN1 100 host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan menggunakan metode
perhitungan VLSM.
Jawaban :
a. Urutkan
jaringan dari host yang paling besar sampai dengan host yang terkecil.
1) LAN1 100 host
2) LAN2 50 host
3) LAN3 10 host
b. Buat urutan desimal seperti berikut :
27
|
26
|
25
|
24
|
23
|
22
|
21
|
20
|
128
|
64
|
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
1
|
c. Hitung jumlah range IP dan prefixnya
seperti berikut :
1) Menghitung
jumlah range IP dan prefix LAN1.
100 < 2n – 2 (100 adalah jumlah host LAN1, n
adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
100 < 27
– 2
100 <
128 – 2
100 <
126 (126 adalah jumlah host LAN 1)
Menghitung prefix
= 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix
= 32 – 7
= 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya =
255.255.255.128 /25)
2. Menghitung
jumlah range IP dan prefix LAN2.
50 < 2n – 2 (50 adalah jumlah host LAN2, n
adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
50 < 26
– 2
50 < 64
– 2
50 < 62
(62 adalah jumlah host LAN2)
Menghitung prefix
= 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 –
6
= 26 (26 adalah prefix
LAN2, netmasknya = 255.255.255.192 /26)
3. Menghitung
jumlah range IP dan prefix LAN3.
10 < 2n
– 2 (10 adalah jumlah host LAN3, n adalah pangkat yang diambil dari
urutan desimal)
10 < 24
– 2
10 < 16
– 2
10 < 14
(14 adalah jumlah host LAN3)
Menghitung prefix
= 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix
= 32 – 4
= 28 (28 adalah prefix
LAN3, netmasknya = 255.255.255.240 /28)
d. Buat tabel pembagian IP Addressnya.
LAN
|
IP SUBNET
|
IP BROADCAST
|
IP HOST 1
|
IP HOST N
|
PREFIX
|
1
|
192.168.0.0
|
192.168.0.127
|
192.168.0.1
|
192.168.0.126
|
/25
|
2
|
192.168.0.128
|
192.168.0.191
|
192.168.0.129
|
192.168.0.190
|
/26
|
3
|
192.168.0.192
|
192.168.0.207
|
192.168.0.193
|
192.168.0.206
|
/28
|
255,255
e. Cara
kedua.
Lebih mudah
untuk mengitung kelas A dan B
Contoh :
Diketahui
IP 192.168.0.0 /27
Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3
jaringan. LAN1 100 host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan menggunakan metode
perhitungan VLSM.
1) LAN1.
Menghitung
prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat
yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix
= 32 – 7
= 25 (25
adalah prefix LAN1, netmasknya = 255.255.255.128 /25)
255.255.255.255
255.255.255.128
_
0. 0.
0.127
IP
Broadcast
192.168.0.0
0. 0.0.127 +
192.168.0.127
2) LAN 2
255.255.255.255
255.255.255.192 _
0. 0.
0. 63
IP Broadcast
192.168.0.127+1
0. 0.0.63 +
192.168.0.191
4. Langkah - Langkah Percobaan :
Diketahui:
a) Kelas C. IP 192.168.100.0/25
b) Dengan
metode CIDR hitunglah
jumlah subnet, host per subnet, blok subnet.
c) Buatlah tabel pembagian
subnet.
d) Buatlah Jaringan sederhana dengan
menggabungkan 4 Laptop (kelompok) melalui kabel LAN dan Switch dengan IP
Kelas C.
a. IP 192.168.100.0/25
b. IP 192.168.100.0/27
c. IP 192.168.100.0/29